Friday, May 20, 2011

TEKNIK PENGAWETAN HEWAN AVERTEBRATA

Pengawetan hewan avertebrata bertujuan untuk mempermudah pemahaman morfologi, anatomi, anatomi dan sistematika hewan avertebrata dengan membuat media pendidikan sendiri.
Tahap-tahap pengawetan hewan avertebrata, yaitu :

1. kegiatan mematikan hewan
Yaitu dengan cara memasukkan hewan avertebrata ke dalam larutan pembunuh seperti alkohol pekat atau larutan formalin 3%. Pada hewan yang melakukan gerakan-gerakan yang kuat sebaiknya tidak langsung dimatikan tapi dilakukan anastesi dahulu. Untuk melakukan anastesi dapat dilakukan dengan menggunakan zat-zat sebagai berikut :
a. menthol, dengan cara menaburkan kristal-kristal menthol pada permukaan air tempat hewan tersebut mengembang.
b. Magnesium sulfat, kristal magnesium langsung ditaburkan pada permukaan hewan yang masih basah.
c. magnesium chlorida, larutan chlorida 7,5% (dilarutkan air yang telah mendidih) kemudian hewan seperti plankton dimasukkan ke dalam larutan tersebut selama 30 detik.
d. chloral hydrate, digunakan untuk melakukan anastesi hewan air tawar
e. propylene phenoxetol, dengan cara merendam hewan-hewan yang mau dianastesi lalu ditetesi larutan propylene phenoxetol yang kadarnya tidak melebihi 1%.
f. ethyl alcohol, untuk anastesi hewan air tawar dengan kadar 10%.

2. fiksasi
Fiksasi adalah suatu proses yang menstabilkan protein penyusun jaringan, sehingga setelah hewan mati jaringan masih tetap seperti kondisi hewan masih hidup. Zat kimia yang umum digunakan untuk fiksasi adalah formaldehyde, ethanol, asam asetat.

3. Pengawetan.
Hewan yang telah diawetkan disebut spesimen tidak akan mengalami pengkerutan atau rusaknya penyusunnya karena terbebas dari bakteri dan jamur.

Wednesday, May 18, 2011

What are the Blogs I'm Following?

What are the Blogs I'm Following?

PENGAJARAN REMEDIAL

dalam proses pembelajaran, pasti ada peserta didik yang memerlukan bantuan, baik dalam mencerna materi pelajaran maupun kesulitan belajar yang mereka alami. Hasil belajar peserta didik tersebut biasanya berada di bawah rata-rata kriteria yang telah kita tentukan. dengan adanya aktivitas belajar tuntas, yang artinya setiap peserta didik harus tuntas menguasai seteiap materi pelajaran yang telah diajarkan.
Kegiatan perbaikan atau remedial adalah suatu kegiatan yang sudah diprogram dan disusun secara sistematis.
langkah-langkah melakukan pengajaran remedial, yaitu :
1. identifikasi kasus, yaitu menentukan siapa-siapa peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. dapat dilakukan dengan menggunakan tes diagnostik
2. menentukan gejala kesulitan belajar yang dialami peserta didik dan mengetahui kelemahan-kelemahan itu. untuk melakukan program remedial guru tidak perlu mengulang seluruh materi pelajaran tapi cukup mengadakan pengulangan pada bagian yang tidak dipahami peserta didik. data tersebut dapat diperoleh dari tes diagnostik.
3. menganalisa berbagai faktor yang berkaitan dengan timbulnya kesulitan belajar dan mengetahui mengapa kelemahan itu terjadi. kelamahan itudisebabkan oleh dua faktor, yaitu :
* faktor siswa (internal), misalnya misalnya intelgensi, kelemahan pancaindera, gangguan emosional dan motivasi belajar yang rendah.
* faktor dari luar (eksternal), misalnya metode mengajar yang kurang menarik, tidak punya buku pelajaran, dan vasilitas sekolah yang tidak mendukung
4. menyusun rekomendasi (saran) penyembuhan yang akan dipergunakan dalam pengajaran remedial, yaitu :
* kemungkinan bisa atau tidaknya peserta didik yang mengalami kesulitan belajar diberi pertolongan
* menentukan pertolongan apa yang harus diberikan, apakah berupa perlakuan pengajaran (perbaikan) atau berupa bimbingan belajar
* menentukan kapan dan berapa laa proses bantuan itu akan dilaksanakan.
* menentukan tempat dimana kegiatan pemberian bantuan itu dilaksanakan
* menentukan sarana dan prasarana yang akan digunakan
* menetukan orang yang akan memberi bantuan.
5. menentukan bagaimana upaya menyembuhan atau pencegahan terhadap kelemahan atau kesulitan dalam belajar tersebut